Google telah meluncurkan fitur keamanan terbaru untuk menanggulangi penyebaran video deepfake yang eksplisit di platformnya. Dengan inovasi ini, Google bertujuan untuk mengurangi kemunculan video palsu di hasil pencarian dan memastikan konten yang tidak diinginkan tidak mengganggu pengguna. Fitur ini akan memudahkan penghapusan video deepfake dan mencegah konten tersebut muncul di urutan teratas pencarian, memberikan perlindungan tambahan terhadap konten yang merugikan.
Fitur Keamanan Baru Untuk Melawan Video Deepfake
Google kini mulai mengambil langkah tegas terhadap penyebaran video deepfake yang semakin merajalela di platform mereka. Terbaru, perusahaan teknologi raksasa ini memperkenalkan fitur keamanan online yang dirancang untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari video-video tersebut.
Dengan fitur terbaru ini, proses penghapusan video deepfake yang bersifat eksplisit dari hasil pencarian menjadi lebih mudah. Video-video ini akan dicegah muncul di posisi teratas dalam hasil penelusuran Google. Setelah permohonan penghapusan diterima, sistem Google akan memfilter semua hasil pencarian yang mengandung konten eksplisit tersebut. Selain itu, konten yang dihapus akan memastikan tidak ada gambar duplikat atau hasil serupa yang muncul di kemudian hari.
Emma Higham, Manajer Produk Google, menjelaskan bahwa pendekatan yang sama telah terbukti efektif dalam menangani gambar non-konsensual lainnya. Upaya ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada pengguna terkait konten video palsu yang dapat merugikan mereka.
“Perlindungan ini sudah terbukti efektif dalam mengatasi gambar non-konsensual, dan sekarang kami menerapkan pendekatan serupa untuk menangani gambar eksplisit yang palsu,” ujar Higham dalam kutipan dari The Verge pada Kamis, 1 Agustus 2024. “Kami berharap upaya ini akan memberikan ketenangan pikiran kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang khawatir tentang kemungkinan kemunculan konten serupa di masa depan.”
Google juga melakukan penyesuaian pada kueri pencarian untuk menangani risiko yang lebih tinggi dari munculnya konten palsu yang eksplisit. Dengan pembaruan sebelumnya, perusahaan telah berhasil mengurangi paparan gambar eksplisit dengan konten deepfake hingga lebih dari 70%. Selain itu, Google berusaha untuk membedakan dengan lebih baik antara konten eksplisit yang nyata dan yang palsu.
Sebagai catatan, video deepfake kini semakin banyak beredar dan menargetkan berbagai tokoh penting di dunia, termasuk Presiden Indonesia, Joko Widodo, serta Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. Contoh terbaru adalah video deepfake yang menunjukkan Joko Widodo berbicara dalam bahasa Mandarin, yang menyebabkan banyak orang, termasuk dari kalangan terpelajar, tertipu. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengungkapkan kekhawatirannya terkait hal ini.
Begitu juga dengan Kamala Harris, calon presiden AS dari Partai Demokrat, yang juga menjadi sasaran serangan deepfake. Terdapat konten yang meniru suaranya dan seolah-olah menghina Presiden AS Joe Biden, bahkan konten ini sempat dipopulerkan oleh miliarder Elon Musk.
Kekhawatiran mengenai deepfake, terutama menjelang pemilu, semakin meningkat. Deepfake yang mengandung informasi palsu dapat mempengaruhi opini publik, serta menimbulkan polarisasi dan intoleransi di masyarakat.
Peningkatan Keamanan dalam Menghadapi Deepfake
Google kini mengimplementasikan fitur keamanan terbaru untuk melawan penyebaran video deepfake eksplisit, sebagai bagian dari upaya mereka untuk menjaga integritas hasil pencarian di platform mereka. Fitur ini mempermudah proses penghapusan video deepfake dan memastikan bahwa konten serupa tidak muncul kembali di hasil pencarian, memberikan rasa aman kepada pengguna dari dampak konten palsu.