“Orang dengan latar belakang merah seharusnya lebih paham soal merah, begitu pula dengan yang beraliran kuning seharusnya lebih memahami aspek kuning,” tutur Nusron, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Koordinator Pemenangan Pemilu Golkar.
Gibran dan Golkar: Kontroversi yang Mengguncang Panggung Politik
Di pihak lain, Ketua DPP Partai Golkar, Maman Abdurahhman, menegaskan bahwa partainya siap membuka pintu lebar-lebar bagi Gibran jika ia berminat untuk bergabung dengan Partai Golkar. Maman memastikan bahwa Partai Golkar siap menerima siapa pun yang dengan sungguh-sungguh ingin memberikan kontribusi tanpa pandang bulu.
Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, telah mengungkapkan bahwa Gibran Raka tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan setelah ia dipilih sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden Prabowo Subianto.
Hasto bahkan menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, yang memberitahukan bahwa Gibran sudah resmi ‘dikuningkan’.
“Kami telah menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyatakan bahwa Mas Gibran ini telah ‘dikuningkan’. Oleh karena itu, dengan ikut serta dalam kandidasi bersama Prabowo, ia tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga PDIP,” ujar Hasto di Mataram, NTB, pada hari Minggu.
Gibran Rakabuming Raka dan Golkar: Proses “Dikuningkan” yang Menjadi Sorotan
Peran dan keputusan Gibran dalam dinamika politik Indonesia akan terus menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa politik adalah ranah yang selalu berubah, dan hubungan antara pemimpin dan partai politiknya selalu menjadi sorotan.
Seperti yang diungkapkan Nusron, “Proses penguningan Mas Gibran belum ada,” tetapi waktu akan memberikan jawaban yang lebih pasti mengenai peran politik Gibran dan Partai Golkar dalam waktu yang akan datang.