Gempa bumi dengan magnitudo 6,6 telah mengguncang beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), menimbulkan kerusakan pada puluhan bangunan. BNPB melaporkan bahwa Kabupaten Kupang dan Kota Kupang menjadi daerah yang paling terdampak, dengan beberapa rumah warga, fasilitas umum, dan gedung pemerintahan rusak.
Meskipun kerusakan terjadi, berita baiknya adalah belum ada laporan korban jiwa atau pengungsi akibat gempa ini. Upaya penanganan sedang dilakukan oleh BPBD setempat, dan kerjasama lintas sektor terlihat dalam usaha pendataan dan evaluasi dampak bencana ini.
Rusaknya Puluhan Bangunan dan Kerjasama Lintas Sektor dalam Penanganan Gempa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengumumkan bahwa sekitar 95 bangunan mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 yang melanda beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (2/11) dini hari.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa kerusakan ini terjadi di beberapa lokasi.
Di Kabupaten Kupang, kerusakan terjadi pada 40 rumah warga, delapan fasilitas umum, 19 gedung pemerintahan, dan satu asrama panti asuhan. Sementara itu, di Kota Kupang, 20 rumah warga mengalami kerusakan, bersama dengan empat gedung perkantoran, satu toko swalayan, dan satu hotel. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, terdapat satu sarana pendidikan yang rusak akibat gempa ini.
Abdul juga menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau warga yang harus mengungsi akibat gempa tersebut. Informasi ini disampaikan oleh Abdul dalam wawancara dengan Antara pada Jumat (3/11).
Gempa Bumi di Nusa Tenggara Timur: Kerusakan Bangunan dan Upaya Penanganan
Abdul menjelaskan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan tim gabungan yang berada di lokasi terdampak sedang berupaya untuk menangani situasi ini. Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Kupang dan BPBD Kabupaten Kupang telah melakukan evaluasi cepat mengenai dampak gempa bumi di lokasi-lokasi di wilayah tersebut.