Kediri Memo.co.id
Seorang pria dewasa bernama Tukinah ( 49 ), warga Ngampel Desa Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, nekat mengakhiri hidupnya, setelah penyakitnya lama tidak kunjung sembuh. Pria ini tak sabar menunggu panggilan Tuhan, hingga gantung diri bertepatan ulang tahun perkawinannya dengan Katini, istri tercinta, Jumat, dini hari.
Sebelum gantungdiri, semalaman dia ditemani tidur oleh istrinya bernama Katini. Menurut Katini, suaminya memang mempunyai sakit lambung cukup lama. Yang dikeluhkan adalah penyakit tersebut tidak kunjung sembuh. Kadang putus asa, kadang juga semangat.
Namun, ketika waktu tengah malam, Katini terbangun dari tidurnya. Wanita tersebut kaget lantaran masih pukul 1.15 WIB, suaminya tidak ada di sampingnya. Katinipun akhirnya keluar kamar dan ke belakang. Pikir Katini, suaminya sedang ke kamar mandi.
Ketika melihat pintu dapu terbuka, diapun akhirnya ke dapur tersebut. Alangkah terkejutnya ketika melihat suaminya sudah tergantung di pohon waru belakang rumah dengan seutas tali tampar.
Melihat suaminya tergantung dengan seutas tali , ia pun langsung berteriak histeris yang membuat tetangganya berdatangan. Tetangga korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke aparat desa setempat dan diteruskan ke Polsek Ringinrejo.
Mendapatkan laporan tersebut petugas Polsek Ringinrejo langsung mendatangi TKP dan langsung melakukan olah TKP. Barang bukti yang ditemukan petugas saat olah TKP yaitu,1 utas tali plastik warna biru panjang 3 meter , sepasang sandal jepit
warna biru.,1 buah CD warna merah ,1 buah tangga terbuat dari bambu dg panjang 4 meter ,1 buah celana trening warna hitam dan 1 buah kaos biru kombinasi.
Kasubag Humas Polres Kediri AKP Bowo Wicaksono mengungkapkan, dari olah TKP yang dilakukan oleh petugas, kasus tersebut memang murni bunuh diri. Tidak ada tanda – tanda penganiayaan ataupun lujka sedikitpun di seluruh tubuhnya.
” Korban di duga depresi karena penyakit lambung yang sudah di deritanya bertahun – tahun tak kunjung sembuh. Saat dilakukan visum tidak ada tanda – tanda kekerasan pada tubuh korban,” ungkap AKP Bowo. ( ekowing )