Buat Captain Tsubasa, bola ialah rekan. Tetapi untuk saya, computer ialah rekan. Untuk saya, computer ialah alat yang pas untuk salurkan hoby, spirit, dan pada akhirannya mendatangkan banyak faedah untuk beberapa orang disekitaran saya; sekarang ini, sich, lewat program Flip. Filosofi Flip ialah lakukan transfer uang jadi segampang mengubah telapak tangan.
Tetapi tidak boleh ke Flip dahulu. Saya ingin narasi sedikit masalah background saya. Semenjak kecil, saya hoby mengoprek dan beli part-part computer. Saya ingat benar waktu SMP, saya pernah turut workshop membuat computer dan saya jadi salah satu peserta bocah di workshop itu.
Minat saya ke computer disebarkan dari ayah saya. Dengan background electronica, ayah saya telah menunjukkan beberapa hal bau electronic semenjak kecil ke saya. Saya dibelikan beberapa alat electronica oleh beliau, saya juga coba bermain. Tetapi, saya baru betul-betul tertarik saat ayah saya bawa computer dari kantor.
Dari sana, saya sadar jika computer ialah jalan ninja saya.
Ayah saya punyai peranan penting dalam membuat spirit saya pada computer. Tidak cuma membelikan computer pertama saya di tahun 2004—meski saat itu belinya second—melainkan terus menggerakkan dan arahkan saya untuk belajar.
Saya tak pernah lupa pengalaman pertama saya menghancurkan computer beliau. Secara tidak menyengaja, saya hapus data pekerjaan beliau dan itu unrecoverable. Saya sampai menangis. Tetapi beliau justru ngomong, “Tidak apapun, kira saja ini menjadi biaya belajar.”
Peristiwa menghancurkan computer itu yang memacu saya untuk belajar kembali. Waktu itu, saya diminta stay pada tempat servis computer. “Kamu stay di sini, tontonin bagaimanakah cara mekanik membenahi komputernya,” kata ayah saya. Dari sana, lama-lama, pada akhirnya saya dapat sendiri membenahi computer, walau sebenarnya saat itu umumnya cuma instal ulangi Windows.
Semenjak itu, rekan-rekan saya dan beberapa guru SMP dan SMA saya, jika punyai permasalahan computer, mereka menanyakan ke saya. Computer jadi kunci yang buka banyak pintu di masa datang untuk saya.
Berjumpa Masa Depan Namanya Coding
Mendalami computer dan coding (pengodean) ialah dua hal berlainan walau sama pergi dari computer. Saat sebelum SMA, rekan-rekan dan beberapa guru saya tahunya saya ialah orang yang dapat membenahi dan memasang ulangi computer.
Itu membuat saya diminta turut olimpiade computer. Di sana saya baru sadar sebetulnya olimpiade computer itu tidak ada hubungan sama ngulik-ngulik computer. Itu titik awalnya pertamanya kali saya mengenali coding.
Belajar coding ini sebetulnya mengajari nalar dan skema berpikiran, langkah berpikiran runtut, langkah berpikiran yang satu demi satu, dan terancang. Tidaklah aneh di Amerika Serikat, anak TK saja mulai diajari coding.
Semenjak belajar coding, sudut pandang saya mulai berbeda dari pemakai ke programmer: “Dahulu saya ialah orang yang cuma dapat menggunakan apa yang dibuat seseorang, tetapi mulai saat ini, saya bakal menjadi orang yang bisa juga buat suatu hal untuk digunakan seseorang.” Itu jadi niat awalnya saya pada waktu itu.
Kembali lagi, di hidup saya, saya mendapati kunci pembuka banyak pintu di masa datang. Kunci itu ini kali namanya coding.
Pengalaman dan sudut pandang saya juga berbeda mencolok. Khususnya semakin kesini semakin dewasa, apa lagi demikian kuliah telah semakin bertambah ngoding. Saya sadar ada usaha yang tidak gampang untuk membikin program dan pada akhirannya jadi produk yang digunakan oleh beberapa orang. Itu yang memulai semangat saya dalam hasilkan suatu hal.sebuah hal.
Kunci Membuat Produk: Konsumen