Example floating
Example floating
InfobisPolitik

Ekonom Kritik Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Mandek di 5%, Ini Tak Boleh Diteruskan Capres

×

Ekonom Kritik Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Mandek di 5%, Ini Tak Boleh Diteruskan Capres

Sebarkan artikel ini
Jokowi: Kebutuhan Dalam Negeri Dahulukan, Sisanya Silakan Ekspor
Example 468x60

Memo.co.id

Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kembali mendapat sorotan tajam dari seorang ekonom. Dalam sebuah video yang diunggah di platform YouTube dengan judul “(25) Ekonom Kritik Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Mandek di 5%,” ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan kritiknya terhadap kinerja perekonomian Indonesia.

Faisal Basri mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi tergolong stagnan, hanya berkisar di angka 5%. Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi pada Kuartal 1 2023 sebesar 5,03%, Faisal Basri menekankan bahwa ini tidak cukup memadai dan perlu adanya perubahan.

Dalam pandangannya, Faisal Basri menyebut bahwa meskipun ekonomi Indonesia berhasil bertahan dari resesi selama era Jokowi, namun hal tersebut tidak berarti prestasi yang luar biasa. Dia menyoroti fakta bahwa investasi yang digenjot oleh pemerintah tidak secara signifikan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Data menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor formal hanya meningkat sedikit, sementara pekerjaan informal terus meningkat.

Faisal Basri juga mengkritik jenis investasi yang dilakukan di Indonesia. Menurutnya, investasi yang lebih berorientasi pada sektor fisik, seperti infrastruktur, tidak memberikan dampak yang signifikan.

Dia mengusulkan agar pemerintah juga mendorong investasi di bidang teknologi informasi (IT), yang dapat memberikan manfaat lebih besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

Selain itu, Faisal Basri menyoroti masalah ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri. Dia menekankan pentingnya belajar dari negara-negara seperti China dan Korea, yang berhasil mengembangkan ekonomi mereka tanpa terlalu bergantung pada utang.

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan evaluasi serius terhadap kebijakan ekonomi yang telah diterapkan selama ini.

Kritik yang disampaikan oleh Faisal Basri ini menjadi suara yang menggugah untuk pemerintah dan calon presiden mendatang dalam menghadapi Pilpres 2024. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan di angka 5% menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah agar tidak terlena dengan utang negara.

Baca Juga  Andra Soni, calon gubernur Banten yang baru terpilih, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara

Diperlukan langkah-langkah inovatif dan kebijakan yang lebih bijaksana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan ekonomi, penting bagi pemerintah untuk melakukan perubahan nyata dan memastikan keberlanjutan pembangunan yang berkelanjutan, tanpa hanya bergantung pada utang. Melalui evaluasi yang jujur dan perubahan kebijakan yang tepat, diharapkan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.

Masyarakat pun berharap agar pemimpin masa depan dapat melanjutkan program kerja yang berhasil dan mengatasi tantangan yang masih dihadapi.

Namun, dalam melanjutkan program kerja pemerintah sebelumnya, penting bagi calon presiden mendatang untuk memperhatikan kritik dan masukan dari para ekonom serta masyarakat. Evaluasi yang mendalam perlu dilakukan guna mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dan memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi.

Terkait hal ini, muncul pertanyaan apakah pertumbuhan ekonomi yang terhambat di angka 5% akan menjadi pembelajaran berharga bagi pemerintah. Tindakan konkret dan kebijakan yang inovatif diperlukan untuk mengatasi permasalahan struktural yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, Faisal Basri juga mengungkapkan perlunya pembersihan sistem birokrasi dari praktik korupsi yang merugikan negara. Dalam hal ini, pejabat yang hanya memikirkan kepentingan pribadi daripada memajukan negara harus dihindari. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi landasan utama dalam menjalankan pemerintahan.

Dengan demikian, Pilpres 2024 akan menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menghadirkan pemimpin yang memiliki visi jelas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Keputusan pemilihan calon presiden harus didasarkan pada kemampuan dan komitmen untuk melakukan perubahan nyata demi kemajuan negara.

Saat ini, masyarakat Indonesia berharap agar para pemimpin masa depan dapat belajar dari kegagalan dan kelemahan yang ada serta mampu mengatasi tantangan ekonomi dengan kebijakan yang inovatif. Kesejahteraan rakyat harus menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca Juga  Andra Soni, calon gubernur Banten yang baru terpilih, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara

Dalam menghadapi masa depan, Indonesia perlu menggali potensi-potensi yang ada, mendorong sektor-sektor strategis, dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pemimpin yang mampu melihat peluang dan mengambil keputusan yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Dengan adanya kritik yang tajam terhadap pertumbuhan ekonomi era Jokowi, diharapkan hal ini menjadi momentum untuk melakukan perbaikan dan melakukan langkah-langkah yang lebih baik di masa mendatang. Hanya dengan upaya bersama, kesadaran akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dapat terwujud, demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.