Dengan cara ini, lanjut Tulus, program diskon listrik diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. “Hindari perilaku konsumtif seperti memborong listrik hanya karena diskon,” tambahnya.
Tulus juga mengapresiasi langkah pemerintah yang menargetkan kelompok masyarakat menengah ke bawah sebagai penerima manfaat diskon tarif listrik. Menurutnya, kebijakan ini penting karena daya beli kalangan ini semakin menurun.
“Diskon 50 persen ini memang ditujukan untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah. Jadi, program ini sangat fokus pada masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa masyarakat dari golongan ekonomi atas tidak perlu mengeluhkan kebijakan ini, mengingat mereka tergolong mampu secara finansial.
Diskon listrik ini berlaku secara otomatis untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA selama Januari hingga Februari 2025. Bagi pelanggan pascabayar, diskon sebesar 50 persen diterapkan pada tagihan listrik untuk pemakaian Januari (dibayarkan pada Februari) dan pemakaian Februari (dibayarkan pada Maret).
Sedangkan, untuk pelanggan prabayar, diskon langsung diterapkan saat pembelian token listrik di bulan Januari dan Februari 2025. Dengan diskon ini, masyarakat cukup membayar setengah dari harga token sebelumnya untuk mendapatkan jumlah kWh yang sama.