Bahkan, setelah menyelesaikan nazarnya, Syahrul berencana kembali ke Gresik dengan berjalan kaki sebagai bagian dari pengabdian dan rasa syukurnya. Ia juga berharap setelah resmi bertugas sebagai CPNS, dirinya bisa ditempatkan di daerah yang dekat dengan tempat tinggalnya.
“Saya berharap bisa mendapatkan penempatan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Itu harapan terbesar saya setelah lolos seleksi ini,” kata Syahrul menambahkan.
Sementara itu, Bayu Ermaya menegaskan bahwa perjalanan ini bukan hanya soal menepati nazar, tetapi juga menjadi simbol perjuangan untuk meraih impian.
“Saya sudah dua kali mencoba seleksi CPNS. Berkat doa orang tua dan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya saya berhasil diterima di Mahkamah Agung tahun ini,” ungkap Bayu, lulusan Universitas Brawijaya Malang.
Kisah inspiratif mereka membuktikan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah, tetapi harus diperjuangkan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.