Debat pertama calon presiden mencuatkan kritik tajam dari Anies Baswedan terhadap berbagai keputusan pemerintah. Dari Ibu Kota Nusantara hingga masalah etika, sorotan tajam ini menjadi bahan perdebatan. Bagaimana kritik ini mempengaruhi dinamika politik jelang Pilpres?
Pelecut Kritik Tajam Anies Baswedan dan Narasi Patriotik Prabowo Subianto
Calon presiden nomor satu, Anies Baswedan, sering mengkritik banyak keputusan yang dikeluarkan oleh eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam debat pertama calon presiden yang diadakan oleh KPU pada Selasa (12/12) malam.
Salah satunya adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan alasan bahwa masih banyak masalah di DKI Jakarta.
Anies juga mengomentari fenomena ‘ordal’ saat merespons jawaban dari calon presiden nomor dua, Prabowo Subianto. Tanggapannya terhadap Prabowo terkait pertanyaannya tentang perasaan Prabowo terkait masalah etika dalam keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengizinkan kandidat calon presiden dan wakil presiden di bawah usia 40 tahun.
Keputusan ini berdampak pada putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang belum mencapai usia 40 tahun namun dapat maju sebagai wakil presiden bersama Prabowo.
“Ordal ini sangat mengganggu. Di seluruh Indonesia, kita menghadapi fenomena ordal,” kata Anies.
“Baik ingin bergabung dengan tim sepak bola, menjadi guru, mendaftar sekolah, atau mendapatkan tiket konser, di mana-mana ada ordal yang menghambat sistem meritokrasi dan membuat etika pudar,” tambahnya.
Wasisto Raharjo Jati, seorang peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), percaya bahwa Anies sering mengeluarkan kritik untuk menggambarkan dirinya sebagai figur yang berada di oposisi.
“Dia berusaha untuk memperkuat citra dirinya sebagai sosok yang menentang. Dengan mengkritik, dia ingin terlihat sebagai figur oposisi,” kata Wasis pada hari Selasa.
Gugatan IKN, ‘Ordal’, dan Dinamika Politik: Sorotan Debat Pertama Capres
Menurut Wasis, melalui pendekatan ini, Anies berharap untuk menarik perhatian pemilih yang kritis dan tidak puas dengan kondisi pemerintahan saat ini. Baginya, segmen pemilih ini masih penting untuk meningkatkan dukungan bagi Anies dalam Pilpres.
“Tujuannya adalah menjadi suara bagi para pemilih yang memandang kritis terhadap pemerintah. Artinya, ini adalah segmen pemilih yang diincar oleh Anies,” ujarnya.
Wasis percaya bahwa kritik yang dilontarkan Anies akan menjadi ciri khasnya. Dia yakin Anies akan terus mengeluarkan kritik-kritik lain dalam debat-debat selanjutnya.
“Ini akan menjadi simbol atau ciri khas dari Anies ke depan, karena sejak debat perdana, Anies sudah memainkan peran ini,” katanya.
Selain Anies, Wasis juga menyoroti bahwa Prabowo sering menggunakan narasi patriotik dalam debat perdana. Hal ini terlihat dari pernyataan-pernyataan Prabowo seperti ‘saya rela mati untuk bangsa dan negara’ hingga ‘perjuangan yang sangat panjang untuk meraih kemerdekaan’.
“Narasi patriotik, cinta pada tanah air, itu memang ciri khas dari Prabowo,” katanya.
Sementara itu, menurut Wasis, Ganjar sering diidentifikasi dengan kelompok-kelompok marginal yang terpinggirkan. Salah satunya terlihat dari pernyataan Ganjar dalam debat perdana yang menyinggung tentang pentingnya memberikan perhatian kepada kelompok-kelompok rentan.
“Dia lebih fokus pada kesejahteraan, dan Ganjar memposisikan dirinya sebagai suara dari golongan yang terpinggirkan. Ganjar menjadi corong suara bagi golongan ini yang selama ini sering diabaikan,” kata Wasis.
Kritik Tajam Anies, Narasi Patriotik Prabowo, dan Suara Kelompok Rentan: Dinamika Debat Capres yang Mempengaruhi Pilpres
Dalam debat yang menjadi sorotan publik, Anies Baswedan tampil sebagai pengkritik vokal terhadap keputusan pemerintah, menggugat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan fenomena ‘ordal’. Kritik tajamnya diakui sebagai upaya memperkuat citra sebagai figur oposisi dan menarik pemilih kritis yang kurang puas terhadap kondisi saat ini.
Sementara itu, Prabowo Subianto menonjolkan narasi patriotik, sementara Ganjar Pranowo menyuarakan kepentingan kelompok rentan. Dinamika kritik dan narasi yang diusung masing-masing kandidat menandai perdebatan penting ini.