Prakiraan cuaca di smartphone telah menjadi alat penting bagi masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi cuaca harian. Namun, seringkali, kita merasa bahwa prediksi cuaca dari aplikasi-aplikasi ini tidak selalu akurat. Di balik ketidakakuratan ini, terungkap bahwa data global menjadi akar permasalahan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan mengapa prakiraan cuaca sering meleset di aplikasi ponsel, dan dalam tiga alinea berikutnya, kita akan mengungkap rincian lebih lanjut.
Pengungkapan Alasan Prakiraan Cuaca Smartphone Tidak Selalu Akurat
Aplikasi prakiraan cuaca di ponsel pintar sering menjadi alat yang penting bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan informasi cuaca harian. Tetapi, banyak orang merasa bahwa prediksi cuaca yang diberikan oleh aplikasi tersebut tidak selalu akurat. Mengapa hal ini terjadi?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa data dan informasi mengenai prakiraan cuaca di Indonesia yang disediakan oleh beberapa aplikasi ponsel seringkali tidak akurat. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh sumber data dan informasi yang digunakan dalam aplikasi tersebut bersifat global.
Menurut Dwikorita, banyak orang mengira bahwa data cuaca yang ditampilkan berasal dari BMKG karena informasinya berkaitan dengan cuaca di Indonesia. Namun, setelah dilakukan penelusuran, ternyata data tersebut berasal dari lembaga di luar Indonesia dan bukan dari pemerintah.
Guswanto, Deputi Meteorologi BMKG, menjelaskan bahwa salah satu alasan ketidakakuratan prediksi cuaca di aplikasi ponsel adalah penggunaan data global yang diolah melalui pemodelan matematis dan disesuaikan khusus untuk wilayah Indonesia.
Data global ini berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). BMKG juga mengirimkan data cuaca secara otomatis ke WMO melalui jaringan satelit, tetapi data yang mereka kirimkan terbatas pada data dari 59 stasiun pengamatan di Indonesia, yang sebagian besar berada di Pulau Jawa dan Sumatra.
Kenapa Prakiraan Cuaca di Aplikasi Ponsel Sering Meleset?
Guswanto menambahkan bahwa setelah data dari BMKG diterima, lembaga non-pemerintah akan mengolah, memodelkan, dan menyesuaikan data tersebut untuk menghasilkan prediksi cuaca untuk berbagai kota di Indonesia. Namun, data yang terbatas ini tidak mampu mencakup seluruh kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia.
Terkait penjelasan dari Guswanto, Dwikorita menegaskan bahwa pemodelan global yang dilakukan untuk menyesuaikan data tidak cukup akurat untuk mencerminkan kondisi sebenarnya di Indonesia, yang memiliki kondisi cuaca dan iklim yang sangat kompleks dan dinamis.
Selain itu, cuaca dan iklim Indonesia sangat dipengaruhi oleh Samudra Pasifik, Samudra Hindia, serta Benua Asia dan Benua Australia. Wilayah Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh garis khatulistiwa, dengan topografi yang kompleks. Semua faktor ini berdampak besar pada dinamika cuaca dan iklim di Indonesia.
Oleh karena itu, Dwikorita menekankan bahwa satu-satunya sumber resmi yang dapat dijadikan acuan oleh masyarakat Indonesia dalam hal prakiraan cuaca adalah data yang dikeluarkan oleh BMKG. BMKG adalah satu-satunya lembaga resmi di Indonesia yang memiliki wewenang untuk memberikan prakiraan cuaca kepada masyarakat, sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Mengapa Prakiraan Cuaca di Smartphone Sering Meleset di Indonesia?
Dalam rangka mengakhiri ketidakpastian terkait prakiraan cuaca di smartphone, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menegaskan pentingnya merujuk pada sumber resmi. BMKG adalah satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan untuk memberikan prakiraan cuaca yang dapat diandalkan oleh masyarakat Indonesia.
Penjelasan dari Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, juga mengungkapkan bahwa prediksi cuaca pada aplikasi ponsel tidak selalu akurat karena data global yang diolah tidak cukup mewakili kerumitan kondisi cuaca di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor geografis yang unik.
Kesimpulan ini memperkuat pentingnya merujuk pada BMKG untuk prakiraan cuaca yang lebih tepat, serta menjadi pengingat untuk lebih memahami kompleksitas cuaca di Indonesia.