Melalui teman Madam Gada, Sri diharuskan menjalani tes kesehatan. Wanita itupun memaklumi bahwa tes kesehatan seriong kali menjadi persyaratan sebagai pekerja. Karena tidak curiga apa apa, diapun menuju ke rumah sakit ditemani oleh rekan kerja Madam Gada tersebut.
Di dalam rumah sakit, dia dipasang infus. Namanya TKW, tidak berpikir panjang mengapa harus infus. Mengapa tidak cek kesehatan seperti biasanya. Sementara, dia dalam kondisi sehat. Diapun menuruti saja, setelah dokter di rumah sakit tersebut menyatakan kesehatannya Sri Rabitah melemah.
Setelah cek kesehatan, dia pulang. Selama berada dalam rumah majikannya, sering mengeluh kesakitan. Sri akhirnya bekerja hanya satu bulan di luar negeri kemudian pulang ke tanah air. Setiba di kampungnya, bagian pinggang terasa sakit dan tidak kunjung sembuh.
Tiga tahun sudah ia merasakan sakit di pinggang kanan. Sri pun memeriksakan ke RSUD Tanjung, Lombok Utara. Usai dirontgen, hasilnya membuat dirinya tercengang dan tidak percaya. Ginjalnya hilang satu. Ia pun harus memasang slang sebagai pengganti ginjal kanan.
“Saya nggak ada harapan untuk kerja lagi. Harapan saya semua ini dihentikan. Cukup. Biar saya jadi korban pertama dan terakhir,” tutup Sri Rabitah. Sri baru merasa kehilangan ginjalnya karena diambil oleh dokter rumah sakit, ketika pertama datang di Qatar. Anehnya, kehilangan organ tubuh paling penting itu tidak diketahui selama tiga tahun lebih. ( nu )