Ketika data tersebut dipecah menjadi kelompok umur, persentase kepemilikan aset kripto berada dalam kelompok usia 31-35 (25,74 persen), diikuti oleh 25-30 (23,38 persen), dengan 36-40 (17,47 persen) di posisi terendah.
Meskipun persentase kepemilikannya rendah, sejumlah 66,27 persen dari kelompok usia 36-40 dilaporkan memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto selama tiga bulan ke depan, sementara 67 persen dari kelompok usia 31-35 dan 59,53 persen dari kelompok usia 25-30 melaporkan selera yang sama untuk investasi aset kripto.
Selain itu, data tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen responden tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dan akan mengambil kesempatan untuk mulai berinvestasi di dalamnya, dalam tiga bulan ke depan. Meskipun minat telah muncul, laporan ini juga mengatakan bahwa lebih dari 50 persen responden mengakui bahwa mereka juga kurang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang hal itu.
Kesalahpahaman terbesar tentang kripto di Indonesia adalah karena keterkaitannya yang kuat dengan volatilitas nilai jangka pendek dan perubahan cepat di pasar kripto yang terjadi dalam 24 jam seminggu, tidak seperti pasar saham Indonesia.
Siska memahami berinvestasi di kripto dapat dianggap sebagai aktivitas yang sangat berisiko, menakutkan, dan mengintimidasi. Namun pada kenyataannya, berinvestasi dalam aset kripto dalam jangka waktu yang lama menghadirkan cerita yang sama sekali berbeda, mengingat aset kripto telah mengalami pertumbuhan kolektif yang kuat dan stabil selama beberapa tahun terakhir.
Untuk membantu mengilustrasikan poin tersebut, kapitalisasi pasar global aset kripto telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat dari sekitar USD150 miliar menjadi lebih dari USD1,7 triliun selama beberapa tahun terakhir saja.
“Melihat tren global dan lokal, kami percaya bahwa akan ada jutaan investor kripto baru yang akan mengambil bagian dalam revolusi keuangan di Indonesia ini dalam waktu dekat. Dan Zipmex memiliki berbagai produk dan layanan luar biasa yang dapat membantu mereka memulai,” jelas Siska.