Persoalan Buang Air Besar (BAB) sembarangan, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Natuna. Sanitasi yang layak bagi masyarakat, belum sepenuhnya mampu tersedia di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Natuna, Mustafa menegaskan, program sanitasi di Kabupaten Natuna, masih terkendala dengan adanya kebiasaan BAB secara sembarangan.
Peran serta masyarakat untuk menekan kebiasaan BAB sembarang, sangat diharapkan. Mengingat persoalan ini, tidak mungkin ditangani hanya oleh pemerintah. “Kebiasaan BAB sembarangan akan susah diatasi. Saya rasa ini yang jadi kendala utama program ini,” ujar Mustafa.
Kebiasaan BAB sembarangan ini, disebabkan oleh banyaknya pemukiman penduduk yang berada di atas laut, sehingga model pemukiman tersebut dapat mencemari lingkungan di wilayah pesisir dan laut.
Pemerintah pusat dan Pemprov Kepulauan Riau, juga diharapkan membantu alokasi anggaran untuk penyediaan sanitasi yang layak untuk masyarakat, demi menekan pencemaran lingkungan. “Sebab tanpa keterlibatan pusat dan provinsi, program ini tidak akan dapat tercapai sesuai harapan,” kata Mustafa.
Pemkab Natuna menargetkan, kesehatan dan kebersihan lingkungan sebagai skala prioritas pada tahun 2023 mendatang. Strategi ini akan dijalani dengan berbagai pelaksanaan teknis, salah satunya melalui program kegiatan sanitasi tersebut.