Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, nilai impor Indonesia per Januari 2022 mencapai USD 18,23 miliar. Angka tersebut turun 14,62 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 36,77 persen dibandingkan Januari 2021.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan, untuk impor migas, per Januari 2022 senilai USD 2,23 miliar. Angka itu turun 34 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 43,66 persen dibandingkan Januari 2021.
Sedangkan untuk impor nonmigas Januari 2022 senilai USD 16 miliar. Angka tersebut turun 10,97 persen dibandingkan Desember 2021 atau naik 35,86 persen dibandingkan Januari 2021.
“Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2022 dibandingkan Desember 2021 adalah produk farmasi USD 500,7 juta (63,35 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah serealia USD 130,3 juta (60,66 persen),” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/2).
Setianto menyebut, terdapat tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2022 adalah Tiongkok USD 5,85 miliar (36,55 persen), Jepang USD 1,39 miliar (8,67 persen), dan Thailand USD 0,93 miliar (5,84 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD 2,75 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa USD 0,94 miliar (5,84 persen).
Sedangkan berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2022 terhadap bulan sebelumnya terjadi penurunan pada barang konsumsi USD 911,6 juta (36,60 persen), bahan baku atau penolong USD 1.774,0 juta (11,35 persen), dan barang modal USD 435,2 juta (13,45 persen).