Example floating
Example floating
Teknologi Digital

BMKG Prediksi Hujan Lebat di Bagian Timur Indonesia Selama Seminggu

Avatar
×

BMKG Prediksi Hujan Lebat di Bagian Timur Indonesia Selama Seminggu

Sebarkan artikel ini
BMKG Prediksi Hujan Lebat di Bagian Timur Indonesia Selama Seminggu
BMKG Prediksi Hujan Lebat di Bagian Timur Indonesia Selama Seminggu
Example 468x60

MEMO

Dalam laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan lebat hingga sepekan ke depan. Periode 30 Agustus hingga 5 September 2024 menunjukkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di bagian timur Indonesia, termasuk Maluku, Maluku Utara, dan Papua. BMKG mengidentifikasi berbagai fenomena cuaca global yang mempengaruhi kondisi ini, seperti Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan Madden-Julian Oscillation (MJO), yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

Fenomena Cuaca Global yang Memicu Intensitas Hujan

Beberapa daerah di Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan lebat dalam waktu dekat, yakni selama sepekan ke depan. Informasi ini disampaikan dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk periode 30 Agustus hingga 5 September 2024.

Menurut laporan tersebut, beberapa wilayah di Indonesia, terutama di bagian timur seperti Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua, masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

BMKG menjelaskan bahwa potensi hujan ini dipengaruhi oleh beberapa fenomena cuaca global. Di antaranya adalah aktifnya Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO (Madden-Julian Oscillation). Selain itu, faktor lain seperti daerah pertemuan angin dan perlambatan angin, kelembapan udara yang tinggi, serta labilitas atmosfer juga berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

“Dalam laporan kami, terlihat bahwa daerah pertemuan angin dan perlambatan angin, bersama dengan kelembapan udara yang tinggi dan kondisi atmosfer yang tidak stabil, menciptakan kondisi yang mendukung terbentuknya awan hujan,” ungkap BMKG pada Jumat (30/8/2024).

Selama sepekan terakhir, BMKG mencatat bahwa curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara cukup tinggi. Misalnya, pada tanggal 19 Agustus 2024, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat sebesar 148 mm/hari di Stasiun Meteorologi Minangkabau. Selain itu, pada 22 Agustus 2024, Stasiun Meteorologi Pattimura mencatat hujan sebesar 154 mm/hari, pada 26 Agustus 2024, Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok mencatat 151 mm/hari, dan pada 28 Agustus 2024, Stasiun Mozez Kilangin melaporkan 104 mm/hari.

Baca Juga  Era Baru Pers Digital! Wamenkominfo Ungkap Pedoman Rahasia, Kolaborasi Adil Siap Terwujud

Untuk saat ini, analisis global menunjukkan bahwa nilai IOD (Indian Ocean Dipole), SOI (Southern Oscillation Index), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan perubahan signifikan yang mempengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia. Indeks Nino 3.4, misalnya, mencerminkan anomali iklim La Nina dan El Nino.

Namun, fenomena yang berperan dalam peningkatan awan hujan adalah MJO, yaitu gerombolan awan yang berasal dari arah Afrika dan diperkirakan aktif di Samudra Hindia (fase 3) sebelum bergerak menuju wilayah Indonesia (fase 4).

Aktivitas gelombang ekuator Kelvin diperkirakan akan aktif di wilayah Laut Natuna, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Lampung bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Laut Jawa, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Langkah Pencegahan untuk Menghadapi Cuaca Ekstrem di Indonesia

Sementara itu, gelombang atmosfer Rossby diprediksi akan aktif di Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Samudra Pasifik timur laut Papua. Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di perairan utara Papua Barat, membentuk daerah perlambatan angin di kawasan tersebut.

Daerah perlambatan angin juga terpantau memanjang di beberapa lokasi seperti Sumatra Barat, Lampung, perairan barat Bengkulu, perairan selatan Jawa Timur, Laut Flores, Laut Jawa, Laut Sulawesi, dari Laut Maluku hingga Sulawesi Utara, Laut Seram, dan Papua Selatan. Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terlihat di perairan utara Papua Barat, meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan sepanjang konvergensi/konfluensi tersebut.

Peningkatan kecepatan angin yang mencapai lebih dari 25 knots terpantau di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat bagian Sumatra hingga selatan Banten, serta di Laut China Selatan. Ini dapat meningkatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Labilitas lokal yang kuat juga mendukung proses konvektif pada skala lokal, seperti di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian besar Kalimantan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah.

Baca Juga  Robot-Robot Canggih ITS Siap Taklukkan Panggung Dunia

“Dari analisis kami, kombinasi fenomena-fenomena cuaca ini diperkirakan akan menimbulkan potensi cuaca yang signifikan selama periode 30 Agustus – 5 September 2024,” kata BMKG.

Potensi hujan sedang hingga lebat yang mungkin disertai kilat/petir dan angin kencang diperkirakan akan terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Sementara itu, potensi angin kencang diperkirakan akan terjadi di Lampung, Banten, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua Selatan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun selalu waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi. Untuk daerah yang memiliki topografi curam, bergunung, atau tebing, diimbau untuk lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan gangguan jarak pandang.

Hujan Lebat Mengancam Beberapa Wilayah di Indonesia: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem pada 30 Agustus – 5 September 2024

Selama periode 30 Agustus hingga 5 September 2024, BMKG memprediksi hujan lebat akan melanda beberapa wilayah di Indonesia, terutama di bagian timur seperti Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Fenomena global seperti Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO memainkan peran penting dalam meningkatkan curah hujan. Selain itu, faktor lokal seperti kelembapan udara tinggi dan konvergensi angin juga berkontribusi terhadap potensi hujan yang signifikan.