Trenggalek, Memo
Puluhan Tahun Bangun Bisnis Tapioka, Bangkrut Karena Covid, Kini Bangun Bisnis Baru. Covid telah memporak porandakan bisnis apapaun. Tak terkecuali usaha kecil di Desa Pogalan Trenggalek. Setidaknya ini dialami oleh Mariadi.
Perawakannya tinggi dan badannya seimbang. Namun, dalam bidang jual beli tapioka sangatlah mumpuni. Maklumlah, dirinya menggeluti hal tersebut sejak tahun 1995, hingga tersungkur pada saat pandemi Corona-19.
Hariyadi, nama lengkapnya. Domisilinya di RT 15 RW 08 Dusun Oro-oro Ombo Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
Tadinya, ia adalah salah satu pengepul tapioka di wilayah Kecamatan Pogalan, bersama dengan yang lainnya mampu menembus pasar lokal maupun pasar luar kota. Seperti, Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, dan lain-lain.
Sejak pandemi Covid-19 inilah, dirinya beralih profesi menjadi penjual pasir dan bata merah.
“Iya, mas. Menyiasati keadaan dikarenakan Corona. Apalagi, petani sekarang sangatlah jarang menanam pohon ketela. Mungkin dikarenakan beberapa faktor, salah satunya masa panennya yang lama, sekitar tujuh bulan,” ujarnya sambil menyilahkan masuk ke rumahnya.
Ia juga pun aktif dalam kegiatan dan kepengurusan organisasi keagamaan di Desa Pogalan, serta ringan membantu salah satu ponpes di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
“Saya yakin dengan membantu Ponpes, mudah-mudahan segala urusan saya sekeluarga dilancarkan oleh Allah SWT. Serta dengan berorganisasi, kita akan mendapatkan lebih banyak teman dan sahabat,” jelasnya.
Ketika ditanya, jika ada yang memerlukan pasir serta bata merah atau pun material bahan bangunan yang lain, dirinya menjawab datang saja ke rumah.
Atau menghubungi saya di nomor whatsapp atau nomor telepon selulernya 081393813910, tutupnya.