MEMO,Jakarta: Dalam upaya menanggulangi kenaikan harga beras di tingkat konsumen, Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjalankan langkah strategis dengan mengintensifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Berdasarkan data terbaru, Bulog telah berhasil menyalurkan sekitar 975 ribu ton beras untuk menjaga stabilitas harga, dengan penyaluran terbanyak ke empat provinsi utama, yakni Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Langkah Strategis Pemerintah: 975 Ribu Ton Beras Disalurkan untuk Stabilisasi Harga
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa beras murah dari Bulog atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap disalurkan secara besar-besaran. Langkah ini merupakan salah satu alat yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga beras di tingkat konsumen.
Analisis Inflasi: Beras sebagai Faktor Utama Menurut Data Terbaru Badan Pusat Statistik
“Khusus untuk beras, kami menggunakan mekanisme Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” kata Nyoto Suwignyo, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, dalam keterangan yang diterima RRI pada Sabtu (2/12/2023).
Nyoto menjelaskan bahwa Bulog telah menyalurkan sebanyak 975 ribu ton beras untuk menjaga stabilisasi harga, data ini diperoleh hingga 25 November 2023. Ia juga menyebutkan bahwa penyaluran terbanyak dilakukan ke empat provinsi, yaitu Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sebagai informasi tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan dalam rilis terbarunya bahwa beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi pada November 2023. Harga rata-rata beras mencapai Rp14.080 per kilogram di tingkat pengecer.