Proyeksi rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II sebenarnya bertentangan dengan tren pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II mencapai 5,17%, lebih tinggi dari kuartal I yang hanya 5,04%. Pada tahun 2022, pertumbuhan kuartal II mencapai 5,46%, meningkat dari kuartal I yang sebesar 5,02%. Bahkan pada tahun 2021, pertumbuhan kuartal II mencapai 7,08%, padahal kuartal I mengalami kontraksi sebesar 0,69%.
Andry juga menambahkan bahwa perlambatan ekonomi Indonesia tidak hanya akan terjadi pada kuartal II, tetapi bisa berlanjut hingga kuartal III. Menurutnya, para pelaku ekonomi cenderung menunggu dan melihat susunan kabinet pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, yang akan dilantik pada Oktober 2024.
“Masih ada faktor wait and see meskipun bukan menjadi faktor dominan. Banyak yang menunggu berita tentang kabinet setelah pelantikan pada Oktober nanti,” jelas Andry.
Meskipun demikian, Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2024 masih bisa mencapai lebih dari 5%, tepatnya 5,06%. Angka ini sedikit lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang sebesar 5,2%, tetapi sedikit lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 yang mencapai 5,04%.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024: Tantangan dan Harapan
Pada kuartal II-2024, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lebih lambat dibandingkan kuartal I-2024. Faktor utama yang menyebabkan perlambatan ini adalah hilangnya momentum dari peristiwa Pemilu 2024 serta masa Ramadan dan Lebaran yang biasanya mendorong konsumsi masyarakat. Tanpa adanya faktor pendorong yang signifikan pada kuartal II, konsumsi masyarakat cenderung menurun.