Sementara itu, perundingannya akan dimulai pada akhir 2023 dengan target selesai pada 2025. Percepatan perkembangan ekonomi digital ekonomi juga harus diimbangi penyesuaian regulasi.
Forum Bisnis yang diadakan dalam sela-sela rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri BIMP-EAGA ini diharapkan dapat menjadi forum peningkatan kerja sama antar pelaku usaha di kawasan. “Saya berharap forum ini dapat menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat bagi peningkatan perekonomian di kawasan BIMP-EAGA. Saya mendorong pengusaha untuk memperluas atau bahkan memulai di wilayah EAGA sebagai tujuan investasi,” ujar Menko Airlangga.
Pada masa Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 yang mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” akan difokuskan pada proses pemulihan-pembangunan kembali, ekonomi digital, dan agenda keberlanjutan.
Hal ini membuka peta dasar bagi ASEAN untuk membangun kembali di tengah krisis yang akan datang, termasuk dalam ekonomi digital, investasi berkelanjutan untuk ASEAN yang lebih hijau, dan penyelesaian mata uang lokal dengan interoperabilitas transaksi lintas batas yakni pembayaran digital dengan QR Code antara ASEAN Five.
Menko Perekonomian Airlangga menjelaskan dalam masa Keketuaan Indonesia tersebut juga akan menggelar Indo Pacific Infrastructure Forum, ASEAN Sale Day, dan ASEAN Creative Economy Business Forum sebagai bentuk dukungan nyata Pemerintah terhadap sektor swasta.
Sebagai perwujudan nyata komitmen para pelaku usaha di kawasan BIMP-EAGA, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatangan tiga Nota Kesepahaman (MoU) yaitu antara Kadin Kalimantan Barat dengan Kadin Sarawak dan antara Kadin Kalimantan Timur dengan Federasi Bisnis Sarawak yang berfokus pada sektor perdagangan dan industri, keuangan, investasi, pariwisata, kesehatan, dan bidang lainnya yang disepakati.
Sedangkan, kesepakatan lainnya yakni antara PT Sterilyn Halal Internasional (Indonesia) dengan Riza Fudhlana Farmin (Brunei Darussalam) terkait kerja sama bidang kesehatan, agribisnis, dan perikanan.
Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada Dewan BEBC dan pemangku kepentingan lainnya atas tekad memfasilitasi perdagangan lintas batas untuk mendorong kegiatan ekonomi di wilayah EAGA. “Hal ini akan membawa manfaat besar bagi hubungan perdagangan antara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina,” pungkas Menko Airlangga.