MEMO.co.id, – Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) menyuarakan pandangan terhadap kontroversi sejumlah polisi yang meminta pimpinan perguruan tinggi memberikan pernyataan tentang Pemilihan Umum 2024 dan pencapaian Presiden Joko Widodo. Langkah ini diambil untuk mencegah ketegangan jelang pemilihan.
Polda Jateng Soroti Permintaan Testimoni Terkait Pemilu 2024 dan Jokowi
Kepolisian Daerah Jawa Tengah, atau yang dikenal sebagai Polda Jateng, telah memberikan pernyataan terkait tindakan sejumlah anggota polisi yang meminta para pimpinan perguruan tinggi untuk membuat pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja Presiden Joko Widodo.
Polda Jateng tidak hanya meminta testimoni dari pimpinan perguruan tinggi, tetapi juga dari tokoh agama, tokoh adat, dan kelompok masyarakat lainnya.
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Komisaris Besar Satake Bayu Setianto, langkah ini diambil untuk mencegah adanya perpecahan jelang Pemilu 2024 dan untuk menjaga ketenangan selama proses pemilihan. Dia menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari sistem pendinginan.
Sebelumnya, upaya polisi meminta testimoni dari para pimpinan perguruan tinggi telah menjadi perbincangan di media sosial Tiktok. Beberapa pimpinan perguruan tinggi lainnya juga telah membuat video serupa dalam beberapa hari terakhir.
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto, menceritakan bahwa dia dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota polisi dan diminta untuk membuat rekaman video pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Jokowi.
Ferdinandus menerima pesan melalui Whatsapp pada Jumat siang, 2 Februari 2024, dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang atas instruksi dari Polda. Dia diminta untuk membuat video testimoni tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Joko Widodo.
Namun, Ferdinandus tidak merespons permintaan tersebut. Polisi tersebut kemudian mencoba meneleponnya, tetapi tidak diangkat. Dia juga dikirimi beberapa contoh rekaman video dari pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuatnya.
Hingga Senin, 5 Februari 2024, orang yang mengaku sebagai anggota polisi itu masih mencoba menghubungi Ferdinandus. Namun, Ferdinandus tetap tidak menjawab.
Pada Sabtu sebelumnya, 3 Februari 2024, Ferdinandus menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi Katolik di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut, dihasilkan sejumlah sikap terhadap dinamika nasional terkini, yang mereka anggap sebagai tanggung jawab mereka untuk menyuarakan kebenaran.
Rektor Universitas Katolik Tolak Permintaan Video, Sikap Perguruan Tinggi
Upaya polisi meminta testimoni dari pimpinan perguruan tinggi, disertai dengan rekaman video yang tersebar di media sosial, menimbulkan perdebatan. Beberapa pimpinan perguruan tinggi, seperti Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, menolak permintaan tersebut. Sikap ini mencerminkan tanggung jawab mereka untuk mempertahankan kebebasan akademik dan independensi institusi pendidikan.