Example floating
Example floating
Kabar Daerah

Korban Mall Praktek Dokter RSSA Malang, Tulang Kaki Siswa Kelas 5 MI Membusuk

×

Korban Mall Praktek Dokter RSSA Malang, Tulang Kaki Siswa Kelas 5 MI Membusuk

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

korban-mall-praktek-malang

Malang, ( Memo.co.id )

Dokter di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSAA) Malang, diperkarakan LSM setempat. Diduga dokter melakukan mall praktek terhadap SA (12) siswakelas 5 MI MIftahul Ulum, Malang. Setelah menjalani dua kali operasi, kaki bocah itu mengalami kerusakan. Bagian tulang dalam mengalami pembusukan, sedang pembungkus tulang terus mengkerut dan kehitaman.

Slamet (42), ayah korban yang tinggal di Jalan KH Malik Dalam RT 04 RW 07, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, mengatakan bahw apihaknya selama ini menuruti perintah dan nasehat dari tim dokter yang menngani anaknya. Mulai dari sebelum operasi hingga menjalani operasi berupa pemasangan pen . Semua saran dokter juga diindahkan karena ingin anaknya sembuh.

” Sekarang kondisinya malah lebih parah. Tidak bisa jalan, karena kakinya tidak bisa digerakkan, Baian tulang dalam malah dikatakan membusuk dan pembugkus tulang luar mengerut dan berubah warna kehitam hitaman. ” kata Slamet. Dikatakan, setelah itu keluarga konsultasi ke dokter lagi, tapi malah disarankan untuk dipotong / diamputasi.

Anak Slamet yang masih kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah di KOta Malang itu, sudah tiga bulan tidak bisa masuk sekolah karena kakinya tidak bisa digerakkan. Laki laki yang setipa hari bekerja sebagai cleening service itu konsultasi kemana mana. Bahkan, beberapa pihak mengutarakan bahwa operasi yang dilakukan tim dokter itu mall praktek. Ada yang salah ketika dioperasi.

Atas kondisi tersebut, Slamet telah mengadukan persoalan yang dialaminya kepada DPRD Kota Malang. Pihak DPRD KOta Malang juga menerima laporan dan berjanji akan memanggil dokter di RSSA Malang. Selain itu, salah satu kelompok yang tergabung dalam LSM di kota dingin itu juga melaporkan tindakan dokter yang melaksanakan operasi tersebut ke RSSA.

Direktur RSSA Malang, dr Restu Kurnia menjelaskan, tidak ada malapraktik sebagaimana yang dituduhkan. Operasi yang dilakukan tim dokter sudah sesuai prosedur. “Yang dikerjakan sudah sesui SOP dan sesuai dengan ilmu yang didalami,” katanya.

Pihak managemen rumah sakit berharap agar keluarga mengikuti saran dokter untuk melakukan proses amputasi. Karena secara medis, kondisi anaknya akan lebih buruk jika proses amputasi tidak ditempuh.
“Kami minta media turut mengedukasi keluarga. Kalau tidak kuman bisa menyebar. Sejak awal kita sudah melakukan optimal,” katanya.

Sementara itu, Syaifullah Asmiragani, Kepala Bidang Pelayanan Medis mengungkapkan, bahwa tidak semua cedera bisa sembuh secara sempurna. Pihaknya melakukan operasi kedua karena operasi pertama belum memberikan hasil yang baik. “Kami sudah menjelaskan pada keluarga, kalau harus amputasi. Saat itu mendekati lebaran, sehingga keluarga pulang paksa,” katanya.

Saat ini yang terjadi adalah kematian jaringan karena tidak ada darah yang mengalir. Jika kondisi tersebut dibiarkan akan membahayakan jiwanya. Kerusakan pembuluh yang dialami SA diduga karena himpitan dan tertarik. Sehingga terjadi kerusakan di juga sekitar lukanya. ( ono )

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.