Example floating
Example floating
Jatim

Sekolah Jenjang SLTA di Jawa Timur, Mulai Dibuka Terbatas, Akhir Juli

×

Sekolah Jenjang SLTA di Jawa Timur, Mulai Dibuka Terbatas, Akhir Juli

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Surabaya, Memo

Sekolah Jenjang SLTA di Jawa Timur, Mulai Dibuka Terbatas, Akhir Juli. Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) berniat membuka sekolah jenjang SMA/SMK/SLB secara terbatas apabila Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dicabut oleh pemerintah. Rumusan teknis telah digodok untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Pembelajaran Jauh Jauh Tidak Efektif

Kepala Disdik Jatim, Wahid Wahyudi menilai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring tidak bisa berjalan secara efektif. Sejumlah faktor yang mempengaruhi yaitu sarana prasarana hingga daya tangkap siswa tidak optimal mengikuti PJJ.

“Bahkan ada hal khusus yang harus tatap muka (PTM), misalnya SMK itu kan memberikan pembelajaran kompetensi keahlian, keterampilan. Ini kan tidak bisa tidak tatap muka,” ujarnya, Minggu (25/7/2021).

Sekolah Jenjang SLTA di Jawa Timur, Mulai Dibuka Terbatas, Akhir Juli

 

Mulai Diberlakukan Pembelajaran Tatap Muka

Wahid menyebut kalau sebelum penerapan PPKM Darurat, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sudah merumuskan kebijakan rencana PTM terbatas. Pertama, bahwa PTM dilaksanakan setiap hari empat jam pelajaran, masing-masing pelajaran 30 menit tanpa istirahat.

“Jadi hanya dua jam, kalau masuk jam 07.00 WIB, jam 09.00 WIB sudah bisa meninggalkan sekolah (pulang). Diharapkan sebelum Salat Duhur, semuanya sudah sampai di rumah agar tidak terjadi kerumunan di musala sekolah masing-masing,” katanya.

Sekolah Jenjang SLTA di Jawa Timur, Mulai Dibuka Terbatas, Akhir Juli

Harus Ada Satgas Libatkan Osis

Kedua, masing-masing siswa hanya diperkenankan masuk dua hari dalam satu pekan. Kemudian yang perlu dikontrol ketat ialah kesiapan sarana prasarana sekolah di dalam protokol kesehatan termasuk Standard Operational Procedure (SOP) masing-masing sekolah.

“Misalnya guru saat mengajar tidak boleh keliling kelas. Harus jaga jarak,” tegas Wahid.

Tiap-tiap sekolah, sambung dia, harus punya Satgas COVID-19. Nantinya, satgas ini melibatkan siswa utamanya OSIS yang bertugas mengingatkan dan memantau temannya agar protokol kesehatan terlaksana dengan baik.

Baca Juga  Alhamdulillah, Mbak Vinanda Aktifis dari Kediri Dinobatkan sebagai Pemberdaya Perempuan

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.