Memo.co.id
Hilangnya Jack Ma, taipan teckno dari China , bos Alibaba , kini masih misterius. Antara diculik dan mati dibunuh. Itu informasi yang bersliweran di jagat maya. Tidak hanya di media lokal China, namun juga di media media internasional. Informasi tersebut tak berlebihan, mengingat tradisi komunis China, memang pantang dikritik.
Kejadian serupa, juga terjadi pada taipan properti Cina bernama Ren Zhiqiang, yang semula dikabarkan menghilang. Ini terjadi usai Ren Zhiqiang mengkritik penanganan Corona oleh Presiden Xi Jinping.Enam bulan kemudian, muncul kabar dia ditahan karena kasus korupsi. Pengadilan di Beijing menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara untuk Ren Zhiqiang.
Mengkritik itu perbuatan dosa, tempatnya di neraka. Pihak pihak yang berseberangan dan berani terang terangan melakukan kritik pedas ke pemerintahan China, otoritas setempat dipastikan memberikan perhitungan kepada sang pengkritik. Tabiat tersebut menjadi ciri khas di negara komunis, dimana banyak hal yang seharusnya diketahui publik, disembunyikan dan ditutup rapat.
Jack Ma hilang misterius dan tidak ada kabarnya, hingga saat ini. Jack Ma adalah orang terkaya di negara tersebut. Taipan teknologi yang menjadi orang nomor satu di Alibaba Group tersebut, baru saja mengkritik sistem keuangan yang dikelola oleh pemerintah China. Katanya, terlalu konvensional dan berpihak pada pengusaha besar.
Jack Ma, pengusaha dengan kekayaan lebih dari 50 miliar dolar AS, blak-blakan bicara tentang “mentalitas perbankan Cina seperti pegadaian” di hadapan wakil presiden Cina, Wang Qishan dan gubernur bank sentral Cina, Yi Gang. Menurut Jack Ma, sistem keuangan Cina membuat hanya pengusaha dengan agunan atau jaminan yang dapat pinjaman dari bank, sehingga mereka sangat tertekan untuk mempertahankan aset.