Kalian dapat menggunakan metode pengelolaan keuangan 50-30-20 yang sudah banyak dipakai dan terbukti efektif. Alokasikan 50 persen dari pendapatan untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, iuran rumah, tagihan listrik dan air, pulsa atau internet, serta cicilan-cicilan lainnya. Sedangkan untuk 30 persen harus difokuskan untuk menabung dan investasi. Terakhir, 20 persen sisanya dapat digunakan untuk dana hiburan, seperti untuk traveling, staycation, atau sekadar membeli self-reward melalui e-commerce.
4. Tentukan aset mana yang ingin digabung dan dipisah
Meskipun berada dalam ikatan pernikahan, ada pula beberapa pasangan yang masih memilih untuk memiliki ruang privasinya sendiri. Sebenarnya, tak ada yang salah dengan ini, asal semuanya disetujui oleh kedua belah pihak.
Setelah sepakat dan tidak ada lagi kekhawatiran soal ini, kamu bisa menentukan aset mana yang ingin digabung dan dipisah. Misalnya, kamu dan pasangan menentukan bahwa investasi dapat dilakukan secara terpisah karena preferensi instrumen saham yang berbeda, tetapi soal pengeluaran harus melalui satu rekening yang sama supaya lebih terkontrol.
Beberapa aspek keuangan yang penting untuk dibicarakan berikutnya adalah tagihan kartu kredit, urusan perpajakan, dan KPR rumah.
Itulah beberapa tips mengatur keuangan bagi pasangan yang baru menikah. Tak hanya sekadar soal keterbukaan soal perasaan, adanya diskusi secara transparan mengenai keuangan dalam rumah tangga juga sangat dibutuhkan, lho. Oleh sebab itu tak ada salahnya untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan agar finansial keluargamu tetap aman, ya.