Kudus, Memo
Banjir yang melanda Jawa Tengah, membuat tanaman padi yang membentang di lahan seluas 3000 hektar terancam gagal panen. Pasalnya, lahan tersebut tergenangi banjir. Otoritas pertanian di Jateng memperkirakan kerugian yang diderita mencapau puluhan milyar.
KHususnya di daerah Kudus, yang selama ini menjadi sentra penghasil padi. Setidaknya, ada 3.010 hektar lahan yang berada di sekitar Kudus, seluruhnya tergenang banjir.
Ada lima kecamatan di daerah Kudus yang tergenangi banjir akibat curah hujan yang tinggi, serta tumbahan dari aliran kali di kawasan tersebut. Kelima kecamatan itu diantaranya, meliputi Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan,Jati, Mejobo,dengan luas lahannya berfariasi.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Dewi Masitoh, lahan tanaman padi yang paling banyak tergenang berada di Kecamatan Undaan dengan luas mencapai 1.390 Ha, Kecamatan Kaliwungu 530 Ha, Jekulo luas 475 Ha, Mejobo 399 Ha, dan Jati 216 Ha.
Sementara itu, usia tanam padi, diantara 30 hari hingga jelang panen. Sementara itu, banjir yang melanda kawasan itu berjalan hingga 10 hari.
“Sebelum memasuki musim hujan, kami sudah mendorong para petani untuk mengikuti asuransi tanaman padi melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Jika sudah terdaftar, tentunya tidak perlu khawatir dengan dampak bencana banjir karena akan mendapatkan ganti rugi dari PT Jasindo,” katanya.
Ketika banjir terlangsung lama, maka batang padi bisa dipastikan akan membusuk alias puso. Karena usia tanaman kurang dari 60 hari kerugian per hektarenya berkisar Rp 7,5 juta. Sedangkan usia tanaman lebih dari 60 hari potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 15 juta.
