“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan akan tetap berada di sekitar 5 persen,” tambahnya.
Menyinggung mengenai kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Sri Mulyani menyatakan bahwa masih terdapat surplus hingga kuartal I/2024 meskipun di tengah ketidakpastian global. Pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), sementara belanja negara tumbuh sebesar 18 persen (yoy).
Salah satu faktor yang menyumbang pertumbuhan belanja negara adalah kenaikan gaji dan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dengan pemberian tunjangan kinerja 100 persen bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), pensiunan, serta penyelenggaraan Pemilihan Umum.
“Ia juga menyebutkan berbagai program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan stabilisasi harga pangan,” imbuhnya.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 dan Tantangan yang Dihadapi
Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada tahun 2024. Namun, meskipun didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan investasi yang meningkat, ekspor masih mengalami tekanan akibat moderasi harga komoditas dan permintaan global yang rendah.
Dalam konteks APBN, Sri Mulyani mencatat adanya surplus hingga kuartal I/2024 meskipun dalam situasi ketidakpastian global, dengan pendapatan negara yang kontraksi dan belanja negara yang meningkat, terutama terkait kenaikan gaji dan pembayaran THR serta program bantuan sosial. Tantangan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 adalah bagaimana mengatasi kendala ekspor dan mengelola ketidakpastian global, sambil tetap mempertahankan stabilitas fiskal dan memperkuat konsumsi domestik.