Luhut menegaskan dua poin penting lainnya tentang kepemimpinan Jokowi. Pertama, ia menyebutkan Jokowi sebagai presiden yang berani dan konsisten dalam menerapkan hilirisasi, suatu langkah yang terbukti berhasil dalam meningkatkan angka ekspor Indonesia secara signifikan. “Saya ingat saat itu, di pintu masuk Istana, Bapak mengonfirmasi keputusan untuk melarang ekspor nikel. Itu adalah tantangan besar. Pada waktu itu, nilai ekspor kita hanya mencapai USD 1,5 miliar, namun berkat keputusan tersebut, tahun lalu angka ekspor kita melonjak menjadi lebih dari USD 34 miliar,” jelasnya.
Kedua, Luhut mengungkapkan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia semakin dihormati oleh negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari kredibilitas dan kinerja baik yang telah dibangun oleh presiden. “Sekarang, tidak ada lagi yang meremehkan Indonesia. Negara kita adalah negara besar dengan karakter yang jelas, yang mampu mengambil keputusan tegas,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga menyampaikan salam perpisahan kepada Jokowi, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya pada bulan Oktober 2024, dan akan digantikan oleh pemimpin baru, yaitu Prabowo Subianto. “Jika boleh saya berbicara dengan penuh perasaan, selamat jalan, Pak. Bapak akan selalu menjadi kenangan bagi kita semua. Meskipun masih ada waktu 2-3 bulan ke depan, acara penting seperti ini punya makna yang mendalam bagi saya secara pribadi,” tutupnya.
Kiprah Jokowi dalam Transformasi Ekonomi Indonesia dan Warisannya
Kepemimpinan Joko Widodo di Indonesia selama dua periode telah berhasil mengubah wajah ekonomi negara ini dengan langkah-langkah hilirisasi yang strategis. Keberanian Jokowi dalam melarang ekspor nikel dan memfokuskan pada pengolahan sumber daya alam di dalam negeri telah membuahkan hasil yang signifikan, meningkatkan nilai ekspor secara drastis. Ini bukan hanya menguntungkan perekonomian, tetapi juga memposisikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di kancah internasional.