Jakarta, yang berada di peringkat keempat, mengalami kualitas udara buruk secara konsisten selama beberapa pekan terakhir. AQI Jakarta mencapai 180, yang juga dikategorikan sebagai “Tidak Sehat.” Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta mencapai 110 µg/m³, atau lebih dari 22,2 kali lipat dari batas minimum yang disarankan oleh WHO.
Masalah polusi udara di wilayah Jabodetabek telah menjadi perhatian pemerintah. Namun, menurut Presiden Joko Widodo, penanganan polusi udara memerlukan waktu karena harus dilakukan secara bertahap. Tidak hanya satu langkah yang diambil, tetapi ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi polusi udara, termasuk penggunaan mobil listrik dan penanaman pohon.
Presiden Jokowi juga mendorong peran aktif masyarakat, terutama dalam mengubah gaya hidup dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi transportasi massal. Selain itu, langkah-langkah seperti modifikasi cuaca dan kebijakan kerja dari rumah (work from home/WFH) juga dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran udara akibat polusi.
Polusi Udara di Depok dan Sekitarnya: Ancaman Kesehatan yang Terus Meningkat
Masalah polusi udara di Jabodetabek, terutama di Depok, Tangerang Selatan, dan Jakarta, membutuhkan perhatian serius. Kualitas udara yang buruk telah berdampak negatif pada kesehatan masyarakat setempat, dan langkah-langkah perlu diambil dengan segera.
Presiden Joko Widodo menekankan perlunya tindakan yang komprehensif, termasuk peran aktif masyarakat dalam mengubah gaya hidup mereka, peningkatan penggunaan transportasi massal, penanaman pohon, modifikasi cuaca, dan kebijakan kerja dari rumah (WFH).
Hanya dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, masalah polusi udara ini dapat diatasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih di wilayah ini.