Aksi ini dimungkinkan akan bergejolak lebih besar apabila pemerintah tidak segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan harga tanah. ” Warga sudah sepakat sejak awal minta ganti rugi 600 ribu per meter. Sementara plafon harga dari pemerintah hanya Rp 177 ribu permeter. Ini tidak wajar , saya yakin ini ada permainan pihak makelar,” ujar Ahmad Subekhi.
Dikatakan sejumlah warga pemilik lahan dari 50 bidang tanah yang terkena dampak proyek tol soker belum seluruhnya terbayar.
Dari 25 hektar lahan terkena dampak tol menurut pengakuan para pemilik lahan ada sekitar 15 hektar masih belum ada kesepakatan harga antara pemilik lahan dengan pemerintah. Dari warga mematok harga Rp 600 ribu permeter,sedangkan pemerintah baru menawar Rp 177 ribu saja.
” Ini tidak rasional dan jauh dari harapan warga ,” terang sejumlah warga pemilik lahan
Sekedar informasi seandainya permintaan warga tidak dipenuhi ,maka ada potensi unjuk rasa lebih besar dibandingkan hari ini. Rencana warga akan memblokir area proyek dan menghentikan alat berat dan doble truk yang biasanya keluar masuk mengirim tanah uruk ke lokasi proyek. (adi)